Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

RSS

Senin, 31 Mei 2010

Belajar Dari Cina, Inovasi Pendidikan Tirai Bambu

Negara Cina terkenal dengan ilmu pengetahuannya yang maju sejak jaman nabi, jadi ingat pelajaran TPQ dulu, Pak ustadz pernah bilang kalau Nabi Muhammad SAW berkata "Gapailah ilmu walau sampai ke Negeri Cina". Itu peribahasa atau memang kenyataannya seperti itu, Yang jelas Cina memang salah satu gudang ilmu pengetahuan. Bagaimana perkembangannya sekarang?

Populasi Cina merupakan yang terbesar di dunia mencapai 1,3 Miliar jiwa. Jumlah ini tentu saja dapat dipandang dalam dua sisi, secara positif dan negatif. Bila setiap warga mendapatkan pendidikan yang berkualitas maka akan dihasilkan milyaran sumberdaya manusia yang berkualitas pula. Di lain sisi, bila tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki rakyatnya rendah maka hal tersebut akan membebani Negara.

Sistem pendidikan Cina terdiri dari 4 komponen, yaitu pendidikan dasar, pendidikan politeknik, pendidikan tinggi umum dan pendidikan orang dewasa. Pendidikan dasar terdiri dari pendidikan pra-sekolah, SD (6 tahun) dan SMP (3 tahun) dan SMA (3 tahun). Beberapa berpendapat bahwa pendidikan dasar merupakan pendidikan wajib dengan masa durasi sekolah dasar dan sekolah menengah junior (SMP). Sejak dikeluarkannya Undang-undang Wajib Pendidikan RRC pada tahun 1986, Pemerintah di semua tingkatan harus secara aktif mempromosikan wajib belajar sembilan tahun dan membuat prestasi luar biasa. Sekolah tingkatan menengah (medium) terdiri dari sekolah-sekolah profesional tingkat menengah, sekolah politeknik, sekolah menengah umum serta program-program pelatihan kerja jangka pendek dan teknis dalam berbagai bentuk. Pendidikan tinggi secara umum terdiri dari junior college, sarjana, magister dan program doktor. Program kuliah junior biasanya berlangsung dua hingga tiga tahun; program sarjana empat tahun (khusus untuk bidang medis dan rekayasa dan serta beberapa program teknis dilaksanakan selama lima tahun); program master dua hingga tiga tahun, program doktor tiga tahun. Pendidikan tinggi Cina dapat terdiri dari berbagai bentuk, yang pada dasarnya meliputi semua cabang pembelajaran, menggabungkan antara pendidikan dengan gelar dan pendidikan non-gelar dan mengintegrasikan pendidikan tinggi, pendidikan sarjana dan pendidikan pascasarjana.

Berikut merupakan gambaran sistem pendidikan di Cina:

Jenjang Sistem Pendidikan di Cina

Sumber:http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4214978


Secara keseluruhan, tidak banyak terdapat perbedaan antara jenjang sistem pendidikan Cina dan Indonesia. Di Indonesia juga terdapat pendidikan formal dan non-formal seperti terlihat pada gambar diatas. Bahkan pengeluaran untuk bidang pendidikan di Indonesia jauh lebih besar dari Cina. Tercatat pada tahun 2006 pengeluaran untuk sektor pendidikan hanya sekitar 2,79% dari total Produk Domestik Bruto (PDB). Yang membedakan diantara keduanya adalah keseriusan dalam menjalankan komitmen yang telah disepakati serta terobosan dalam bidang pendidikan nonformal yang ditunjukkan dengan pelatihan. Pemerintah memang berencana meningkatkan dana pendidikan ke angka empat persen dalam kurun waktu 2006 hingga 2010 dengan fokus meningkatkan kualitas pendidikan di daerah pedesaan.

Kesenjangan pendidikan antara wilayah pedesaan dengan perkotaan cukup besar karena adanya kemiskinan, tingkat drop out juga meningkat. Pemerintah melalui menteri pendidikannya meningkatkan pendidikan pelatihan (vocational training) bagi pekerja migran pedesaan yang jumlahnya sangat besar mencapai 140 juta dan 100 juta lainnya masih dalam daftar tunggu. Pelatihan yang diajarkan mencakup program-program yang dibutuhkan untuk industri moderen dan sektor jasa. Pendidikan pelatihan bagi pekerja migran di pedesaan sangat penting mengingat para pekerja ini nantinya akan bekerja pada sektor industri sebagai sektor utama di Cina.

Tambahan dana US$26,94 Miliar digulirkan guna menjamin wajib belajar bagi anak-anak pedesaan. Peningkatan yang terjadi sangat menggembirakan dengan nilai kehadiran di sekolah mencapai 99,15% dan tingkat kelulusan hingga 95%. Pendidikan di daerah pedesaan ditingkatkan kualitasnya dengan meningkatkan kualitas para pengajar. Dengan meningkatkan kualitas pengajar, diharapkan ketertinggalan tingkat pendidikan dengan daerah perkotaan dapat diminimalisir. Pengajar di daerah pedesaan diberi insentif yang lebih tinggi. Selain itu, biaya dan pungutan apapun dihapuskan guna meningkatkan jumlah anak yang bersekolah. Kebijakan ini berlaku untuk pendidikan dasar di propinsi-propinsi barat dan rencananya akan siperluas untuk propinsi bagian tengah dan timur. Tercatat sejak kebijakan dipraktekkan pada tahun 2003, telah lebih dari 700 kepala sekolah dipecat karena terbukti masih memberikan pungutan liar bagi para siswanya. Pada wilayah-wilayah miskin, buku pelajaran digratiskan.

Cina telah aktif terlibat dalam kerjasama internasional dan pertukaran di bidang pendidikan kejuruan. China juga melakukan kontak lebih banyak dan lebih dengan UNESCO, UNDP, Organisasi Buruh dunia, UNPF, APEC dan organisasi internasional lainnya sementara kerjasama bilateral dan pertukaran mahasiswa antara Cina dan negara-negara lain juga semakin diperluas. Pemerintah Cina memiliki kebijakan untuk menarik mahasiswa-mahasiswa dari negara lain untuk belajar kesana, nantinya akan ada dukungan bagi mahasiswa asing untuk kembali ke Cina.


REFERENSI

China's Education System. http://news.xinhuanet.com/english/2003-02/26/content_746294.htm

China to Boost Spending on Education.

http://www.chinadaily.com.cn/english/doc/2006-03/01/content_524886.htm

China to Spend 4 pct of GDP on Education.

http://www.chinadaily.com.cn/english/doc/2006-02/28/content_524799.htm

Jumat, 28 Mei 2010

Survey Torakur

Catatan survey Torakur ini merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah “Inovasi Pendidikan”. Rencana survey udah dirancang jauh-jauh hari sejak para dosen masing-masing memberi tugas berbeda tapi dengan lokasi studi yang sama, Kabupaten Semarang. Jadilah kami berlima dengan gembira berangkat survey, rame-rame dihari minggu. Kelompok dibagi jadi dua tema, agroindustri (Aku dan Septi) dan pariwisata (Leli, Ares,dan Ook) dengan tempat-tempat tujuan yang berbeda masing-masing kelompok, tapi kami sepakat buat bersama kesemua tempat-tempat itu.
Ini sedikit catatan wawancara yang dirangkum dari salah satu tujuan survey kelompokku, di tempat pembuatan Torakur (Tomat Rasa Kurma) yang dimiliki oleh Ibu Ngestiwati.

Ide membuat Torakur muncul sejak tahun 2002 ketika terdapat kelebihan stok tomat karena panen yang berlimpah hingga membuat harga tomat anjlok di pasaran hingga ke titik Rp250-Rp500. Tomat yang berlimpah tersebut apabila tidak diolah maka akan segera membusuk sehingga muncul ide mengolah tomat agar lebih awet. Tomat-tomat tersebut diolah menjadi manisan menyerupai kurma dari bentuk hingga rasanya. Selain menjadi rasa kurma, tomat juga diolah menjadi dodol. Olahan tersebut dapat awet hingga enam bulan.

Torakur telah menjadi hak paten sebagai oleh-oleh khas bandungan, namun Bu Ngesti sebagai pencetus mengemukakan bahwa mungkin saja di daerah lain terdapat olahan serupa namun dengan nama yang berbeda. Keahlian membuat Torakur ini didapatkan dari mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) dalam upaya pengolahan buah-buahan hasil pertanian menjadi manisan. Ilmu yang didapat tersebut kemudian dikembangkan sendiri oleh Bu Ngesti.

Proses memproduksi Torakur dikerjakan selama satu minggu dengan karyawan sebanyak 12 orang yang berasal dari lingkungan sekitar rumah Bu Ngesti yang seluruhnya merupakan perempuan. Mereka diberdayakan karena sebelumnya berkegiatan sebagai ibu rumah tangga atau anak putus sekolah. Bahan baku tomat didapatkan dari pasar sekitar seperti Pasar Jetis, Kopeng, dan Bandungan. Bila bahan baku sulit didapat, kadang mendatangkan juga dari Temanggung. Dalam satu kali produksi dihasilkan dua hingga tiga kuintal perhari. Produksi tersebut dapat mencukupi stok permintaan hingga dua bulan. Kendala yang dihadapi adalah apabila datang musim penghujan karena pasokan tomat menipis disebabkan oleh para petani yang gagal panen. Bulan-bulan yang optimal untuk berproduksi antara Agustus hingga Oktober. Olahan tersebut dikemas dalam kardus dengan label “Torakur” sehingga lebih menarik dan dapat bernilai ekonomis lebih. Satu kotak isi seperempat kilogram baik dalam bentuk rasa kurma maupun dodol dijual dengan harga Rp10ribu. Harga tersebut akan lebih tinggi bila sudah dijual di kawasan wisata di daearah Bandungan.

Gambaran Usaha Torakur di Kabupaten Bandungan
Sumber: Survey Primer, 2010

Pemasaran bukan hanya dalam lingkup Bandungan namun hingga mencapai Brebes, Jakarta, Lembang, dan Surabaya. Permintaan melonjak ketika datang hari-hari perayaan seperti Natal dan Idul Fitri serta hari-hari libur maupun weekend.

Guna menularkan kiat sukses dalam memproduksi hasil olahan buah, maka Bu Ngesti sering diajak bekerja sama oleh Dinas-dinas terkait seperti Dinas Koperasi, Dinas Perindustrian, dan Dinas pertanian untuk memberikan pelatihan maupun menjadi narasumber pada berbagai acara. Sasaran pelatihan dan seminar adalah ibu-ibu penggerak PKK. Bahkan pelatihan tersebut telah dilakukan hingga tingkatan Provinsi. Nama Torakur telah mendapatkan pengakuan hingga tingkat nasional, terbukti dari banyaknya minat studi banding dari luar daerah seperti misalnya dari Papua dan Pulau Samosir yang bermaksud mengetahui tentang manajemen berproduksi.
Inovasi pendidikan dapat diambil dari cerita survey torakur ini adalah bahwa ilmu pengetahuan yang didapatkan dari satu sumber dapat berkembang dan meluas ke berbagai pihak.

Sangat disayangkan saat ini Torakur sudah tidak berproduksi hingga dua bulan karena adanya kendala pasokan tomat yang sedikit di pasaran sehingga harga tinggi hingga mencapai Rp10 ribu per kilonya.

Rabu, 26 Mei 2010

Desa Wisata Meningkatkan Pembelajaran Warga

Upaya menarik para wisatawan untuk berkunjung ke daerah wisata makin meningkat, salah satunya dengan terobosan desa wisata. Konsep desa wisata ditawarkan terutama bagi warga masyarakat perkotaan yang mengingikan kehidupan tenang, kembali ke alam, jauh dari rutinitas perkotaan dan merasakan kehidupan masyarakat desa yang asri dan damai.

Berikut ditampilkan beberapa objek kunjungan yang menawarkan konsep desa wisata:

Desa Wisata Hostel TMII, Jakarta Timur Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Desa wisata ini terdapat di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Terdapat berbagai fasilitas pendukung seperti tempat pemancingan ikan dan penginapan dengan fasilitas memadahi. Desa wisata ini tentu berbeda dengan konsep desa wisata yang akan dibahas selanjutnya karena desa ini buatan, tanpa warga sehingga hanya suasananya yang dapat dinikmati sebagaimana aura pedesaan.

Desa Wisata TMII

Desa Wisata Kopeng, Desa Getasan-Kabupaten Semarang,

Propinsi

Jawa Tengah

Kabupaten Semarang yang memiliki potensi alam hijau dengan iklim yang sejuk memanfaatkan potensinya tersebut dalam bentuk desa wisata yang terletak di Desa Getasan. Desa Wisata ini lebih dikenal dengan nama Kopeng.

Desa Wisata Kopeng
Sumber: http://epwisata.wordpress.com/ dan http://www.wisatasemarang.wordpress.com

Pemandangan yang ditawarkan sangat cantik karena terletak diantara tiga gunung yaitu Gunung Merbabu, Gunung Andong dan Gunung Telomoyo. Cukup mudah menjangkau lokasi Desa Wisata Kopeng dengan menggunakan mobil pribadi, sepeda motor, maupun angkutan umum dari arah Semarang, Magelang, maupun Salatiga. Pada Desa wisata ini, para pengunjung dapat melakukan aktivitas berkemah, bertanam atau memetik sayur-sayuran dan tanaman hias serta mencoba aneka suguhan kuliner khas masyarakat Kopeng. Jika ingin merasakan tinggal lebih lama, juga tersedia fasilitas penginapan.

Desa Wisata Using, Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi,

Propinsi

Jawa Timur

Suku Using merupakan salah satu etnis asli di Kabupaten Banyuwangi dengan proporsi sebanyak 20% dari total penduduk. Ide pendirian desa wisata dimulai dengan pembangunan pusat ajang kegiatan kesenian khas Using seperti Tari Gandrung. Banyaknya pengunjung yang tertarik mengamati budaya masyarakat yang masih terpelihara membangkitkan kesadaran Pemerintah Desa untuk membentuk kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), yang berfungsi menyambut para wisatawan yang datang. Pada tahun 1995 Pemkab Banyuwangi menetapkan Desa Using sebagai Desa Wisata Adat.

Potret Desa Wisata Using

Wisatawan dapat menginap langsung di rumah-rumah penduduk setempat, yang sebagian besar masih berarsitektur gebyog, untuk merasakan suasana kehidupan masyarakat pedesaan, suasana alami desa yang dikelilingi area persawahan dan pemandangan pegunungan, serta melihat budaya masyarakat setempat yang masih terus dilestarikan hingga saat ini. Tradisi tersebut diantaranya budaya bersih desa, gotong royong hingga upacara adat perkawinan.

Desa Wisata Jatiluwih, Kabupaten Tabanan, Bali

Desa-desa di Bali terkenal dengan pemandangan persawahan yang menghampar hijau kekuningan, demikian pula yang ada di Desa Jatiluwih Kecamatan Tabanan. Ketenaran desa ini telah mencapai kelas dunia hingga dinominasikan menjadi satu-satunya objek wisata alam yang dinominasikan di Bali.

Desa Wisata Jatiluwih
Sumber: http://subadra.wordpress.com

Para wisatawan yang berasal dari dalam maupun luar negeri dapat mengenal kegiatan pertanian seperti pengolahan lahan, pembibitan, penanaman, dan pemanenan. Disekitar sawah juga diusahakan peternakan ayam oleh pemilik lahan.


Pembelajaran Warga

Desa wisata yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia merupakan wahana yang baik bagi masyarakat setempat untuk memasarkan wilayahnya dan mendapatkan penghasilan tambahan dari bidang pariwisata. Semakin lama masyarakat setempat dituntut untuk lebih mengembangkan diri bagaimana cara menarik para wisatawan agar dapat mengunjungi desa mereka, disamping itu juga sebagai upaya untuk lebih melestarikan budaya setempat.

Penggunaan teknologi informasi sangat berguna dalam upaya memperkenalkan desa wisata. Salah satu contoh adalah Desa Candirejo di Kabupaten Magelang yang memanfaatkan internet, dengan website yang berisi profil desa wisata Candirejo. Dengan adanya pemanfaatan teknologi informasi ini, bukan hanya desa yang dapat dikenal hingga mancanegara namun masyarakat desa juga belajar memanfaatkan teknologi.

Jika masyarakat yang mengusahakan sendiri konsep desa wisata tentu tidak mendapatkan pertentangan karena warga secara ikhlas membiarkan "orang asing" mengetahui kehidupan mereka. Beberapa kasus yang dilaporkan di Jatiluwih, desa wisata tidak melibatkan masyarakat setempat sehingga kedatangan wisatawan tidak membawa pengaruh positif bagi mereka. Desa Wisata diusahakan oleh paket wisata swasta sehingga segala keperluan telah tersedia dan kunjungan wisata ke area persawahan milik masyarakat dilakukan begitu saja. Hal ini tentunya lambat laun menimbulkan kerawanan sosial jika terus dibiarkan. Diharapkan pihak-pihak terkait memperhatikan kesejahteraan masyarakat asli bukan hanya seperti mengeksploitasi.


REFERENSI

http://desawisata.blog.dada.net/

Bali Tourism Watch: Sinergikan Pertanian dengan Pariwisata

http://subadra.wordpress.com/2008/02/18/bali-tourism-watch-sinergikan-pertanian-dengan-pariwisata/

Candirejo: Sebuah Pembelajaran dari Kaki Pegunungan Menoreh. http://abril.susiloadhy.net/2006/12/22/candirejo-sebuah-pembelajaran-dari-kaki-pegunungan-menoreh/.

Desa Wisata Garongan http://desawisata.host22.com

Desa Wisata Kopeng, Pesona Wisata di Lereng Merbabu http://epwisata.wordpress.com/tag/magelang/page/6/

Foto Desa Using http://judexkerenz.multiply.com.

Unik, Upacara Adat Perkawinan Suku Using !

http://mathub2003.wordpress.com/2009/01/30/unik-upacara-perkawinan-suku-using/

Menengok Desa Wisata Adat Using http://liburan.info/content/view/755/43/lang,indonesian/

Senin, 24 Mei 2010

Sekilas Pendidikan di India

Membicarakan negara India sangat menarik bukan hanya dari film-film Bollywoodnya yang terkenal dengan wajah ganteng n cantik artisnya (he.. mentang-mentang penggemar), Taj Mahal yang jadi salah satu keajaiban dunia, tapi mari kita bahas sedikit bagaimana pendidikan di Negara Pak Mahatma Gandhi ini. Kenapa mesti pendidikannya?? Baca-baca dari beberapa sumber ternyata India udah jauh maju di bidang pendidikan sampe-sampe banyak lulusan Univ di India dipercaya sama NASA buat jadi penelitinya. Lulusan dari India juga tersebar ke seluruh dunia sebagai ahli informatika, teknik, kedokteran, dst. Jadi tenaga kerja yang diekspor merupakan orang-orang terampil dan nantinya menduduki posisi strategis dimanapun mereka berada. Ilmuwan-ilmuwan India banyak yang menang Nobel misalnya Amartya Sen (Ekonomi), Subrawanian dan Cancrashekar Venkantaraman (Fisika), Hargobind Khorana (Kedokteran), dan Rabindranath Tagore (Sastra).

Sistem Pendidikan India
Apa yang telah dicapai India tidak dapat dilihat sebagai suatu kejadian yang terjadi begitu saja. Sistem pendidikan di India merupakan perjalanan panjang menuju arah yang positif terbukti dari capaian mereka. Sejak merdeka India memang menjadikan pendidikan sebagai media pembawa perubahan yang efektif untuk meningkatkan kesejahteraan. Bukan jadi rahasia kalau tahun-tahun awal kemerdekaan India, sebagian besar penduduk berada di bawah garis kemiskinan.
India boleh berbangga sebab sekarang sistem pendidikan mereka merupakan yang terbesar ke-tiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Cina. Sejak pendidikan dasar, pemerintah telah menegaskan bahwa anak-anak diberikan jaminan pendidikan gratis dan dilarang untuk bekerja. Pendanaan 85% pendidikan dasar berada dibawah tanggung jawab Pemerintah Pusat dan sisanya pada daerah. Pendidikan dasar diperuntukkan bagi anak yang berusia mulai dari enam hingga empat belas tahun (Kelas VIII). Angka kelulusan yang dihasilkan mencapai 95% pada tiga tahun terakhir di beberapa daerah.
Pendidikan lanjutan diberikan untuk anak usia empat belas hingga delapan belas tahun. Pada pendidikan lanjutan ini telah diperkenalkan bidang keahlian atau pelatihan, selain bidang-bidang utama yaitu kesadaran lingkungan, teknologi, dan muatan daerah seperti Yoga.
Daerah-daerah pelosok di India telah terjangkau informasi dengan adanya web portal multibahasa yang didukung dengan content untuk anak dan forum diskusi untuk membahas isu-isu pendidikan. Harga computer di India konon lebih murah daripada harga kipas angin. Tentunya dengan subsidi pemerintah untuk menyebarluaskan tingkat pengetahuan terhadap teknologi. Kesadaran pendidikan telah merasuk hampir keseluruh penjuru negeri. Bahkan Pemerintah juga memperhatikan pendidikan bagi para anak jalanan, seperti terlihat pada gambar berikut:











Suasana Belajar Anak-anak Jalanan di India
Sumber: www.ngocomunicef.org/gallery.htm

Pendidikan India mempunyai 20 Universitas Pusat dan 215 Universitas di Daerah. Sebagian besar universitas telah menerapkan multibahasa dengan bahasa inggris sebagai pengantar. Beberapa diantara universitas tersebut telah mempunyai standar kelas internasional seperti misalnya Indian Institutes of Technology (IIT).
Untuk mendapatkan pendidikan master di India, diperlukan 30.000 rupe pertahun yang setara dengan 6 juta rupiah pertahun. Relatif lebih murah jika dibandingkan di Indonesia, katakan saja seperti jurusan saya sekarang kalau tanpa dihitung dengan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ke luar negeri, bisa mencapai Rp35 juta.

Referensi
Ragimun. 2007. Bercermin pada Mutu Pendidikan India. Harian Bisnis Indonesia, 12 April 2007
www.wikipedia.org Education in India